Sabtu, 16 Juli 2011

Pandai Membaca

Pandailah membaca. Pesan seorang teman padaku. Bukan membaca buku atau majalah. Melainkan membaca tindakan.
Saat teman kita cemberut, kita ngomel, “Kok merengut sih? Nggak enak lihatnya tahu!” Saat teman kita datang sambil bersiul-siul, kita juga protes, “Heiiii… berisik!” Begitu cerita sahabatku ini. “Padahal mestinya kita bisa memberi tanggapan yang lebih tepat.”
Hmm… aku mengangguk. Rasanya tidak asing dengan situasi itu, he he…
Ya, memang. Di balik setiap tindakan tentu ada emosi. Tidak mungkin teman kita cemberut kalau hatinya sedang senang. Atau sebaliknya, sulit buat seseorang untuk bersenandung riang kalau hatinya sedang kesal, sebal, atau marah. Nah, kenapa kita sulit untuk membaca itu dan justru memberi respon yang keliru?
Wah jangan-jangan bukannya tidak bisa membaca tetapi memang tidak mau. Sebab kita ingin orang lain yang membaca kita?

0 komentar:

Posting Komentar